Thursday, November 8, 2012

Diana dan Nurasyikin, tentara wanita pertama Angkatan Bersenjata Brunei yang bertugas di Lebanon


Perempuan pertama Angkatan Bersenjata Brunei (Royal Brunei Armed Forces-RBAF) menjadi penjaga perdamaian di Angkatan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL), bangga telah mewakili Kesultanan pada di untuk bertugas di negara yang dilanda konflik.

Sersan Diana Jafar

Berbicara kepada The Brunei Times di sela-sela upacara mudik pada Rabu 7 November 2012, Sersan Diana Jafar mengatakan bahwa misi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan adalah kesempatan sekali dalam seumur hidupnya-untuk mendapatkan pengalaman berharga.

Di bawah Kerjasama Militer Sipil (CIMIC) proyek, penjaga perdamaian, wanita melakukan medical check-up dua kali seminggu untuk penduduk setempat.

"Meembantu warga dalam proyek CIMIC adalah salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya. Sebagai seorang bidan senior, tanggung jawab saya adalah untuk memastikan kesehatan semua orang. Dengan proyek CIMIC, aku merasa seperti aku bisa membuat perbedaan untuk kehidupan penduduk setempat, "katanya.

Namun, tugas ini juga datang dengan tantangan. Untuk Sersan Diana, situasi yang paling sulit ia hadapi selama bertugas merawat korban luka bakar dan anak-anak.

"Tantangan lainnya adalah perbedaan budaya Beberapa penduduk setempat skeptis pada pertama tentang misi penjaga perdamaian kami.. Kami harus membuktikan bahwa kami datang ke Lebanon dengan niat yang baik dengan memberikan perhatian medis untuk semua pasien tanpa memandang ras atau keyakinan," jelasnya.

Sersan Nurasyikin Pengarah Jaini

Tentara wanita lainnya, Sersan Nurasyikin Pengarah Jaini bersyukur bahwa ia mampu berbagi pengalaman medisnya bersama rekannya di UNIFIL.

"Kami melayani dengan Batalyon Malaysia 4 (MALBATT 4), sehingga kita mampu untuk bertukar praktik terbaik. Itu adalah kesempatan besar untuk belajar dari satu sama lain," kata bidan senior, menambahkan bahwa ia akan mendorong tentara perempuan lainnya dari RBAF untuk bergabung UNIFIL.

Meskipun hambatan bahasa adalah sebuah tantangan, dia menjelaskan bahwa ini diatasi dengan bantuan penerjemah.

Hj Mayor Zulkefli Bujang

Kepala kontingen, Hj Mayor Zulkefli Bujang, menyatakan bahwa Sersan Diana dan Sersan Nurasyikin tidak hanya tentara wanita RBAF pertama di UNIFIL, tetapi juga penjaga perdamaian perempuan pertama di antara MALBATT 4 untuk melayani penyebaran selama setahun.

"Para penjaga perdamaian perempuan di MALBATT 4 biasanya pergi pada penyebaran selama enam bulan, jadi kami sangat bangga dengan pasukan penjaga perdamaian perempuan RBAF. Mereka telah banyak memberikan kontribusi," katanya.

No comments:

Post a Comment